Selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia!
| [tutup] |
Endometriosis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Endometriosis adalah
radang yang terkait dengan
hormon estradiol/
estrogen berupa pertumbuhan
jaringan endometrium yang disertai perambatan
pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari
rahim (pertumbuhan
ectopic) dan menyebabkan
pelvic pain.
[1] Endometriosis dikatakan terkait dengan estrogen sebab perkembangan dan
simtoma yang ditimbulkan akan hilang seiring datangnya
menopause,
oleh karena itu perawatan paling umum bagi penderita radang ini adalah
penggunaan terapi hormonal yang menginduksi kondisi hipoestrogenik.
Estrogen merupakan kelompok
hormon steroid yang disekresi
ovarium setelah distimulasi oleh
FSH dan/atau
LH yang disekresi oleh
kelenjar hipofisis. Lebih lanjut sekresi FSH dan LH dihambat oleh hormon
GnRH yang disekresi oleh
hipotalamus.
[2]
Setelah
kista endometriosis telah terbentuk sepenuhnya, muncul simtoma
hiperalgesia vaginal yang disertai dengan hiperalgesia
otot perut.
Jaringan di sekitar kista akan men
sekresi berbagai
sitokina antara lain
IL-1,
IL-6,
IL-8, dan
IL-10,
TNF-α, faktor pertumbuhan seperti VEGF dan
NGF.
Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau
permukaan organ perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya
melekat pada
ovarium (
indung telur) dan
ligamen penyokong
rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan
usus besar,
ureter (saluran yang menghubungan
ginjal dengan
kandung kemih),
kandung kemih,
vagina,
jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang jaringan endometrium tumbuh di dalam
paru-paru.
[3]
Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada
keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain
yang meningkatkan risiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim
yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia di atas 30 tahun dan
kulit putih.
Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15%
wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50%
wanita mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan
kemandulan karena menghalangi jalannya
sel telur dari
ovarium ke rahim.
Penyebab
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
- Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur). Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut.
- Teori sistem kekebalan. Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
- Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.
Setiap bulan
ovarium menghasilkan
hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan
rahim
untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan
terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama
terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari
jaringan dan terlepas selama
menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus
menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan
jaringan parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di
sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel
telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak
terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya
perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.
Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada
- Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
- Wanita yang siklus menstruasinya 27 hari atau kurang
- Wanita yang mengalami menarke (menstruasi pertama) terjadi lebih awal
- Wanita yang biasa mengalami menstruasi selama 7 hari atau lebih
- Wanita yang mengalami orgasme ketika menstruasi
Gejala
- Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
- Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
- Kemandulan
- Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).
Jaringan
endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan
pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih.
Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (
endometrioma). Kadang
endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba.
Kadang tidak ditemukan gejala sama sekali.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang
seringkali ditemukan di dinding belakang
vagina atau di daerah
ovarium.
Pemeriksaan lain
- Laparoskopi
- Biopsi endometrium
- USG rahim
- Barium enema
- CT scan atau MRI perut.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur). Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut.
Teori sistem kekebalan. Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada
lapisan rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap
kemungkinan terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon
yang sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan
dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi
perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada
siklus menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan
jaringan parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di
sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel
telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak
terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya
perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.
Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada
Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
Wanita yang siklus menstruasinya 27 hari atau kurang
Wanita yang mengalami menarke (menstruasi pertama) terjadi lebih awal
Wanita yang biasa mengalami menstruasi selama 7 hari atau lebih
Wanita yang mengalami orgasme ketika menstruasi
[sunting] Gejala
Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
Kemandulan
Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).
Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih
bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar,
perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian
bawah ketika berkemih.
Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di
sekitar ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma).
Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul
secara tiba-tiba.
Kadang tidak ditemukan gejala sama sekali. [sunting] Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang
seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.
[sunting] Pemeriksaan lain
Laparoskopi
Biopsi endometrium
USG rahim
Barium enema
CT scan atau MRI perut.
[sunting] Antisipasi
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia
penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan
aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium
adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis GnRH. Agonis
GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon
gonadotropin dari kelenjar hipofisis, tetapi setelah diberikan lebih
dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.
Antisipasi
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia
penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan
aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium
adalah
pil KB kombinasi,
progestin,
danazole dan agonis
GnRH. Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari
kelenjar hipofisis, tetapi setelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan
gonadotropin.
Pembedahan
Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan
pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali
dilakukan pada prosedur laparoskopi. Pembedahan biasanya dilakukan pada
kasus berikut:
- Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm
- Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
- Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
- Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
- Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang.
- Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim)
hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan
dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.
- Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.
Pengobatan
Pilihan pengobatan untuk endometriosis:
- Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium
- Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis
- Kombinasi obat-obatan dan pembedahan
- Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium.
Luliberin
Pengobatan dengan menggunakan
GnRH pada
wanita premenopausal menunjukkan penurunan
serum FSH dan
LH yang disusul dengan stabilitas supresi.
[2] Turunnya serum
estradiol dan
progesteron ke tingkatan
oophorectomized telah banyak dilaporkan, sehingga penggunaan hormon ini banyak diterapkan pada
kanker payudara metastatik pada wanita premenopausal, walaupun menimbulkan
simtoma hipoestrogenia dan gangguan tidur, turunnya kepadatan
mineral tulang dan peningkatan risiko kardiovaskular. GnRH juga digunakan pada pengobatan
kanker ovarium dalam bentuk
pyrrolinodoxorubicin untuk dikombinasikan dengan
bombesin dan
somatostatin.
[4]
Sekresi GnRH dapat distimulasi dengan
ion Mn2+, sebuah
mineral yang diperlukan bagi pertumbuhan
tulang,
tulang rawan,
jaringan penghantar dan
sistem reproduksi;
[5] juga dapat distimulasi oleh
NO,
[6] namun dapat dihambat oleh
asam askorbat hanya apabila serum
vitamin C tersebut mencapai
hipotalamus.
Referensi
- ^ (Inggris)"Endometriosis
as a neurovascular condition: estrous variations in innervation,
vascularization, and growth factor content of ectopic endometrial cysts
in the rat". Program in Neuroscience, Florida State University;
Guohua Zhang, Natalia Dmitrieva, Yan Liu, Kristina A. McGinty, and Karen
J. Berkley. Diakses pada 4 September 2011.
- ^ a b (Inggris)"Future possibilities in the prevention of breast cancer: Luteinizing hormone-releasing hormone agonists". USC/Norris
Comprehensive Cancer Center and University of Southern California/Keck
School of Medicine; Darcy V Spicer dan Malcolm C Pike. Diakses pada 4 September 2011.
- ^ http://medicastore.com/penyakit/102/Endometriosis.html
- ^ (Inggris)"Therapy
of ovarian cancers with targeted cytotoxic analogs of bombesin,
somatostatin, and luteinizing hormone-releasing hormone and their
combinations". Veterans Affairs Medical Center and Department of
Medicine, Tulane University School of Medicine, Veterans Affairs Medical
Center and South Florida Veterans Affairs Foundation for Research and
Education, Klinik und Poliklinik für Frauenheilkunde und Geburtshilfe,
Universität Regensburg, Universitätsklinik für Haut- und
Geschlechtskranheiten, Universitätsfrauenklinik Würzburg; Stefan
Buchholz, Gunhild Keller, Andrew V. Schally, Gabor Halmos, Florian
Hohla, Elmar Heinrich, Frank Koester, Benjamin Baker, dan Jörg B. Engel. Diakses pada 4 September 2011.
- ^ (Inggris)"Manganese
stimulates luteinizing hormone releasing hormone secretion in
prepubertal female rats: hypothalamic site and mechanism of action". Department
of Veterinary Integrative Biosciences, College of Veterinary Medicine,
Texas A & M University, College Station; Boyeon Lee, Jill K Hiney,
Michelle D Pine, Vinod K Srivastava, dan W Les Dees. Diakses pada 4 September 2011.
- ^ (Inggris)"Inhibition
of stimulated ascorbic acid and luteinizing hormone-releasing hormone
release by nitric oxide synthase or guanyl cyclase inhibitors.". Pennington Biomedical Research Center, Louisiana State University; Karanth S, Yu WH, Mastronardi CA, McCann SM.. Diakses pada 4 September 2011.